BAB I
PENDAHULUAN
A.Latarbelakang
Saat
ini penyebab virus flu babi sangat mengkhawatirkan masyarakat, disertai
penyebaran yang sangat cepat terutama dilingkungan yang dihuni banyak orang
seperti di asrama atau pondok pesantren. Namun sebagian masyarakat juga masih
menganggap ringan virus flu babi ini karena daya bunuhnya yang masih rendah
disbanding penyakit-penyakit yang lebih dulu ada, seperti demam berdarah, TBC,
danlain-lain.Sebagai lembaga yang berbasis asrama pesantren dimungkinkan sebagai
tempat penyebaran flu babi yang cepat. Namun pada keadaan seperti itu para
santri belum memahami akan tanda-tanda flu babi, sehingga mereka kurang tanggap
jika salah seorang santri mengalami gejala-gejalanya.Kecendrungan yang
menyepelekan kebersihan dilingkungan desa menenunjukan kurang perhatiannya
pengurus desa terhadap kesehatan masyarakat, akibatnya santri tidak memenyadari
tanggung jawabnya akan kebersihan sendiri. Padahal masyarakat telah belajar sebagai manusia yang cakap dan
baik terhadap lingkungannya, dan berpedoman "kebersihan sebagian dari
iman".Peraturan-peraturan desa yang seharusnya dipatuhi justru dianggap
mudah oleh masyarakat.. Padahal sanksi yang jelas bagi masyarakat yang
melanggar aturansudah di terapkan termasuk peraturan kebersihan pesantren yang
masih kurang dilaksanakan oleh masyarakat. Pedoman masyarakat
"Punyaku-Punyamu" sering kali menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
karena,satu barang milik masyarakat sudah biasa dipakai masyarakat lain yang
tidak memperhatikan mebersihan barang tersebut.
Kondisi lingkungan desa yang dihuni banyak orang memudahkan berbagai penyakit
menyebar terutama jenis-jenis penyakit yang mudah menular seperti
batuk,influenza,atau gejala-gejala flu babi dan lainnya. Hal tersebut bisa
disebabkan lingkungan yang kurang diperhatikan kebersihannya,asupan nutrisi
santri yang kurang dan daya tubuh santri sendiri.Namun realita yang ada,santri
kurang menyadari betpa pentingnya kualitas lingkungan yang mereka tempati,
sehingga mereka menganggap ringan penyakit-penyakit yang mudah menular
tersebut.Menyadari fakta ini,langkah-langkah pencegahan berbagai penyakit
dilingkungan pesantren haruslah dimulai dari diri sendiri untuk menyadari bahwa
kesehatan mereka sangat berharga,kemudian menyadari bahwa lingkungn yang mereka
tempati haruslah bersih agar penyakit-penyakit tidak mudah menyebar ditempat
yang berdasar pada "kebersaman"ini.
Dengan
adanya fenimena diatas. Maka penelitian ini dilakukan dilingkup pesantren dan
mengambil judul "PENCEGAHAN VIRUS H1N1 DI MASYARAKAT DENGAN PROTEKSI DIRI
DAN LINGKUNGAN"
B.RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas,rumusan malah yang diambil adalah:
1.
Apa penyebab flu babi ?
2.
Bagaimana penyebarannya dilingkup desa?
3.
Apa saja tanda-tandanya?
4.
Bagaimana pencegahan penyebaran
flubabi di desa?
5.
Apa saja dampak penyakit flu babi ?
6.
Apa pencegah sebelum terkena flu
babi?
C.TUJUAN PENELITIAN
Penelitian
Karya Ilmiah ini bertujuan untuk:
1. Menghindari
penyakit flu babi .
2. Memperbanyak
makan makanan bergizi.
3. Membersihkan
lingkungan .
4. Mengatasi
penyebaran flu babi sebelum terjadi .
5. Menghindari
dampak penyakit flu babi.
6. Mencegah
penyebaran flu burung sesudah terjadi.
7. Menghindari
penyakit flu babi.
8. Mengetahui
dampak penyakit flu babi.
D. MANFAAT PENELITIAN
1.Bagi peneliti:
Sebagai suatu pembelajaran dalam menyelesaikan karya tulis
ilmiah dan menambah pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa penting yang kurang
ditanggapi oleh lingkungan masyarakat .
2.Bagi responden
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penyebaran virus
H1N1. selain itu juga meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan masyarakat.
3.Bagi sekolah
Sebagai langkah awal untuk menjadikan pesantren yang
berkualitas,bersih dan nyaman. Serta lebih mendisiplinkan santri untuk mematuhi
peraturan.
BAB 2
KAJIAN
PUSTAKA
2.1.Tinjauan pustaka
2.1-1.Pengertian dan sejarah virus
Virus
berarti racun,berasal dari kata "Virion"Virus disebut racun karena
hampir semua jenis virus merugikan, terutama meninggalkan penyakit pada tumbuhan,hewan,dan
manusia.
Sejarah penemuan virus dimulai pada
tahun 1882 dengan adanya penyakit yang menimbulkan binti-bintik kekuningan pada
daun tembakau. Seorang lmuan jerman bernama A.Mayer setelah mengadakan
penelitian tentang virus penyebab penyakit mosaic pada tanaman tembakau
mendapatkan bahwa penyakit itu menlari tanaman tembakau lain.
Virus pertama kali ditemukan oleh
Dimitri Ivanawsky (1889),yaitu ilmuan Rusia, dan Beijerinck (1889) ilmuan
bekebangsaan Belanda.Keduanya menemikan penyakit mosaic pada tembakau, Pada
tahun 1935 Wendell Stanley seorangilmuan Amerika Serikat berhasil
mengkristalkan makhluk yang menyerang tanaman tembakau tersebut. Makhluk
tersebut kemudian dinakan TMV (Tobacco Mozaic Virus ) atau virus mosaic
tembakau. Sejak itu penelitian tentang virus masih terus berkembang.
2.1-2.Ciri-ciri virus
Virus merupakan jasat
nonseluler,tidak memenuhi syarat sebagai sel hidup. Virus disebut juga makhluk
peralihan antara benda mati dan makhluk hidup. Dalam hal ini virus memiliki
cirri-ciri 2 hal. Yaiyu:
a.Ciri-ciri virus sebagai makhluk
mati (sifat pasif)
·
Dapat dikristalkan
·
Tidak memiliki protopl;asma
·
Pasif,tidak melakukan aktivitas
·
Jika diluar sel/organisme hidup
b.Ciri-ciri virus sebagai makhluk hidup (sifat aktif)
·
Dapat melakukan reproduksi
·
Memiliki AND atau ARN dan protein
·
Aktif,melakukan aktivitas,
menimbulkan penyakit
·
Jika didalam sel/organisme hidup,
2.1-3.Pengertian
virus H1N1
Apa yang dimaksud dengan flu
babi itu? Menurut pendapat Cahyono, 2009 : 43) flu babi (disebut pula swine
flu, swine influenza, influenza A, H1N1, hog flu, pig flu) merupakan suatu
penyakit influenza yang ditandai dengan keluhan : demam, menggigil, nyeri
telan, nyeri otot, nyeri kepala, batuk, pilek, badan lemas. Penyakit flu babi
ini disebabkan oleh virus influenza yang dikenal sebagai swine influenza virus
(SIV), yang biasanya menyerang binatang babi. Dan penyakit ini dengan sangat
cepat menyebar ke dalam kelompok ternak dalam waktu satu minggu. Seperti
layaknya virus influenza lainnya, virus flu babi dapat berubah-ubah. Babi dapat
ditulari oleh virus flu burung, flu babi, maupun virus influenza yang berasal
dari manusia. Apabila virus influenza yang berasal dari beberapa spesies
(unggas dan manusia) menginfeksi babi, didalam tubuh babi virus-virus tersebut
dapat mengalami mutasi (antigen shift) dan membentuk subtipe baru. Flu babi
disebabkan oleh serangan virus influenza tipe A. Pada saat ini paling tidak ada
empat subtipe dari tipe A yang diidentifikasi pada babi, yaitu H1N1, H1N2,
H3N2, dan H3N1. Namun, dari subtipe tersebut yang banyak menyebabkan flu babi
adalah H1N1 (Cahyono, 2009 dan Dermawan, 2009).
Di tubuh babi, virus mengalami
perubahan dengan dua pola. Pola pertama berupa adaptasi. Jika ini terjadi
dampaknya tidak terlalu berbahaya karena tidak ada perubahan struktur virus.
Pola kedua berupa penyusunan ulang virus. Berdasarkan pola ini, virus bisa
berkembang menjadi gabungan flu babi, flu unggas, dan flu manusia.
Di dalam sel babi, virus-virus
tersebut bereplikasi. Pada saat bereplikasi, diantara virus-virus itu bisa
terjadi pertukaran material genetik atau yang dikenal dengan istilah antigenic
drift. Masing-masing virus memiliki material genetic berupa delapan fragmen.
Delapan fragmen itu adalah HA, NA, PA, PB1, PB2, M, NP, dan NS. Fragmen-fragmen
tersebut bisa bertukar antara atau dengan lainnya sehingga terbentuk “anak”
virus dengan sifat yang berbeda. Dalam kasus flu babi, penataan ulang itu
menghasilkan virus dengan struktur luar sama dengan “induknya”, yaitu virus flu
babi (karena itu virus ini tetap disebut subtipe H1N1). Namun, material di
dalamnya berasal dari fragmen virus flu manusia dan flu unggas.
2.2 Hipotesia penelitian
Nipotesia yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
·
Virus flu babi membahayakan dan
penyebarannya cepat, terutama dilingkungan pesantren.
·
Kesadaran individu akan kebersihan
diri dan lingkungan mencegah berkembangnya virus-virus penyakit.
BAB 3
METODE
PENELITIAN
3.1.Rancangan penelitian
Peneliian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif yang bersifat nonstatistik, yaitu pengolahan datanya
tidak menggunakan analisis statistic. Melainkan dengan analisis kualitati. Dan
menggunakan rancangan penelitian non-eksperimen denngan ciri-ciri:
- Subjek tidak dibagi menjadi 2
- tidak adanya menipulasi (perlakuan) terhadap subjek
- Bersifat nature
3.2.Populasi dan sample
3.2-1.Populasi
Populasi penelitian adalah
sekumpulan objek yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian (Adimiwarta.1989:695)
Populasi pada penelitian ini adalah desa condong catur
3.2-2.Sampel
Sampel adalah bagian kecil data penelitian yang dianggap
dapat mewakili keseluruhan data atau populasi (Admiwarta.1989:173)
Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat desa conndongcatur
3.3.Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1.
Angket
2.
Wawancara(interview)
Jenis angket yang dimaksud adalah menggunakan kuesioner
terbuka. Yakni responden dapat menjawab pertanyaan sesuai kenyataan dan
harapan-harapan pribadi yang telah disebarkan kepada beberapa santri masyarakat
desa conndongcatur
Sedangkan teknik wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh
informasi yang sebenarnya dari pengetahuan dan pengalamanpribadi nara sumber
dengan cara bercakap-cakap dan bersua muka (face to face)
Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan narasumber ketua desa condongcatur
3.4.Prosedur pengumpulan data
Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan adalah:
1.
Meminta kesediaan nara sumber untuk
meluangkan waktunya.
2.
Memberikan angket kepada masyarakat yang
bersedia menjadi responden untuk menjawab dengan jujur dan menurut pengalaman
pribadi.
3.
Menganalisis data yang diperoleh
dari penyebaran angket dan wawancara untuk disimpulkan.
3.5.Tempat dan waktu penlitian
3.5-1.Tempat
penelitian
Penelitian dilaksanakan di ponpes condongcatur beserta nara
sumber wawancara.
3.5-2. Waktu penelitian
Penelitian dalaksanakan selama 5 hari dari tanggal 1januari-6
januari 2009.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab
ini, akan dijabarkan hasil penelitian dengan berbagai metode yang telah
disebutkan tadi, yakni dengan penyebaran angket dan wawancara (interview).
Data-data yang diperoleh menjelaskan
tentang keadaan lingkungan desa, tanggapan masyarakat mengenai wabah flu babi,
tindakan yang digunakan untuk memotivasi para masyarakat untuk mendorong
semangat kebersihan lingkungan masyarakat.
4.1.Hasil
penelitian angket
Berdasarkan hasil penelitian dengan metode penyebaran angket kepada beberapa
santri selama 5 hari. Diperoleh keterangan-keterangan sebagai berikut:
- Kondisi lingkungan desa
Kebersihan desa masih kurang diperhatikan, karena
tidak adanya rasa kesadaran ada diri masyarakat untuk membersihkan lingkungan
yang ditempati sehingga kesehatan masyarakat ikut terganggu.
2.
Solusi
untuk menjadikan lingkungan yang bersih
Selain menumbuhkan semangat
kesadaran akan kebersihan pada diri sendiri masyarakat dan mengadakan ro'an
(kerja bakti) membersihkan tempat-tempat kotor dan kamar. Pemantauan yang
dilakukan pengurus juga sangat menentukan ketertiban santri untuk melakukan tugasnya
bersih-bersih. Dengan aturan-aturan yang tidak melanggar batasan-batasan
syari'at serta jelas guna dan manfaatnya bagi masyarakat
3.
Solusi
untuk mendorong semangat kebersihan pada masyarakat.
Mengadakan lomba kebersihan
perkomplek setiap satu bukan sekali agar santri terbiasa membersihkan
lingkungannya tanpa ada unsur paksaan dari pengurus desa. Pemberian tugas
membersihkan lingkungan seperti halaman desa dan pos ronda dengan bergantian
yang telah dijadwal mampu mendidik masyarakat untuk melakukan tanggung jawabnya
terhadap tempat yang ditempati. Serta menanamkan motto atau perinnsip kepada masyarakat
bahwa kebersihan sebagian dari iman.
4.
Tanggapan
mengenai flu babi yang telah masuk dilingkungan desa.
Perlu diwaspadai dengan cara menjaga kesehatan dan kebersihan
karena penyakit flu babi dianggap berbahaya.
4.2.Analisa
data
Penyebaran flu babi dilingkungan
pesantren perlu diwaspadai, bukan karena flu babi dapat mengakibatkan kematian,
namun yang dikhawatirkan adalah penyebarannya yang sangat cepat. Terutama
didalam desa yang dihuni oleh banyak orang, sehingga penularannya sangat cepat.
Kebersihan desa yang sangat kurang diperhatika memudahkan penyebaran berbagai
penyakit. Kondisi seperti itu perlu ditanggapi dengan serius untuk
mengantisipasinya penyebaran flu babi didesa.
Berbagai cara telah dilaksanakan oleh pengurus pondok untuk menjaga kebersihan desa,
termasuk menjalankan ro'an (kerja bakti) sebagai rutinitas mingguan. Pemantauan
aktivitas masyarakat setiap kerja bakti juga telah dilaksanakan. Serta
memberikan sanksi kepada masyarakat yang melanggar aturan dengan tidak melebihi
batasan-batasan syari'at dan sanksi yang diberikan tersebut bersifat mendidik.
Salah satu kegiatan untuk menumbuhkan semangat kebersihan adalah dengan
mengadakan lomba kebersihan halaman atau
komplek, dengan demikian masyarakat akan terdorong untuk selalu membersihkan
tempatnya. Selain itu,penjadwalan piket halaman akan mendidik kedisiplinan masyarakat
santri untuk melaksanakn kewajibannya terhadap lingkungan.
4.3.Hasil
penelitian wawancara
1. Penyebaran
flu babi masih dianggap biasa saja, karena masih banyak penyakit lain yang
masih berbahaya. Namun tetap daintisipasi agar tidak menyebar didesa dengan
memerhatikan makanan masyarakat.
2. Alasan desa kurang bersih adalah karena
banyaknya masyarakat didesa dan kesadaran masyarakat masing-masing akan menjaga
kebersihan kurang maksimal.
3. Medorong semangat kebersihan dengan mengadakan lomba
kebersihan halman atau komplek dirasa
kurang menjamin akan berhasil. Hal resebut dikarenakan ketergantungan masyarakat
pada aturan yang diperintah. Maksudnya,santri masyarakat mau bersih-bersih apabila ada perintah dari
pengurus saja ketika tidak di perintah lagi masyaraka juga belum menyadari akan
tugasnya itu.
4. Selain itu, pengontrolan asupan nutrisi masyarakat juga kurang maksimal. Karena hal ini dilakukan
sendiri oleh masyarakat dan tidak
terikat peraturan mengenai makanan yang para santri konsumsi.
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1. Penyebab dan tanda-tanda flu
babi
Penyabab flu adalah virus famili
orthomyxoviridae dengan cirri khas sangat senang melekat dimembran selaput
lendir, sejauh ini virus tersebut masih digolongkan kebeberapa tiype A,B, dan
C. Sejak lama babi dianggap dalam penularan influenza antarsepesies karena
hewan ini memiliki reseptor, baik terhadap virus influenza unggas maupun
manusia. Konsekwensinya, babi dianggap sebagai induk semang perantara atau
sebagai tabung pencampur (mixing vessel) dimana materi genetic virus dapat
dipertukarkan.
Tanda-tanda virus H1N1 menurut Canters
For Discase and Prevention (CDC) seperti halnya jenis flu lain, gejala flu babi
dapat termasuk:
·
Demam
tinggi
·
Pusing
·
Menggigil
·
Radang
tenggorokan
·
Batuk
·
Pilek atau
hidung mampet
·
Badann
pegal dan nyeri
·
Kelelahan
dan mengantuk
Adapun ciri-ciri penderita virus flu
babi menurut WHO adalah:
·
Panas
demam yang tinggi diatas 39 C
·
Nyeri
dipersendian
·
Hidung
berair yang tidak seperti biasanya karena pari-paru berair
Tanda-tanda yang lebih serius
infeksi flu babi termasuk Pneumonia dan kegagalan pernafasan. Jika flu menjadi
pandemic. Setiap orang berpotensi untuk terjangkit virus asal meksiko ini.
5.2.Penyebaran virus H1N1 didesa
Penyebaran
Swine flu atau sebutan lain flu babi termasuk tinggi yakni mencapai 200% per 10
perhari. Saat ini penyebarannya diindonesia berada ditingkat 90 dari 140 negara
didunia.
Penyebaran flu babi ini juga
menyangkut penularannya. Yang paling cepat penularannya adalah dengan:
·
Kontak
langsung dengan penderita karena berbicara ataupun dengan percikan
batuk atau bersin.
·
Kontak
dengan benda yang terkontiminasi virus.
Kehidupan asrama didesa sangat
memudahkan virus-virus penyakit menular. karena kontak langsung antara
penderita dengan santri yang sehat sering terjadi, sehingga virus mudah
menyebar dan menginfeksi orang lain.
Sebenernya, virus flu babi tidak
menular dari hewan babi ke manusia, tetapi lebih banyak menyebar melalui
penularan dari orang ke orang. Juga tidak dapat menyebar oleh bahan makanan
yang terbuat dari daging babi dan produk turunannya, karena virus tidak dapat
ditularkan melalui makanan. Namun untuk mewaspadai penyebarannya. Faktor
makanan juga perlu diperhatikan, karena berpengaruh pada daya tahan tubuhsntri.
Jika makanan yang dikonsumsi setiap harinya sesuai dengan kebutuhan tubuh, maka
daya tahan tubuh kuat terhadap virus-virus penyakit yang mudah sekali menular
melalui udara.
Masa inkubasi flu babi ini 1-7 hari,
masa penularan nya satu hari sebelum sakit dan 7 hari sesudah sakit. Dan puncak
penularan terjadi pada 5 hari pertama dari kemunculan gejala awalnya. Sehingga
sebagai santri yang menempati satu kamar 10-15 haruslah lebih mewaspadai
gejala-gejala awal flu babi agar lebih tanggap dalam mengatasi penyebarannya.
5.3
Pencegahan flu babi di lingkungan desa
Beberapa hal yang berpengaruh pada sebab mengapa
pencegahan virus flu babi harus dilakukan. Yaitu:
1.Kehidupan desa
Konsep rumah yang diterpkan dalam desa
sebetulnya memiliki nilai tradisidan nilai moral yang tinggi, yakni mengajarkan
hidup dalam suasana kebersamaan. Santri yang berasal dari keluarga miskin atau
kaya disatukan dalam ruangan yang sama. Mengonsumsi makanan dan miniman yang
setara. Serta menimba ilmu dengan kadar yang sama. Namun melalui interaksi di
dalam asrama yang satu ruangan dihuni beberapa orang, memudahkan berbagai
penyakit menular.
Tak dapat dipungkiri, sebagian desa ini masih
sulit untuk menyebutnya bersih. Sedangkan telah diketahui bahwa tempat-tempat
kotor adalah sarang penyakit.
Oleh sebab itu, selain tindakan kuratif berupa
pelayanan kesehatan yang memadai. Tindakan preventif harus dilakukan untuk
mencegah penyakit flu babi ini masuk dilingkungan desa. Tindakan preventive tersebut
adalah dengan meningkatkan kebersuhan lingkungan. Selain menjadi kegiatan rutin
dan wajib setiap minggu untuk kerja bakti membersihkan asrama. Mengadakan lomba
kebersihan kamar setiap bulan dapat meningkatkan semangat kebersihan para masyarakat.dengan
perlombaan terssebut, masyarakat akan terpacu untuk ingin selalu bersih dan
dalam jangka waktu panjang akan terbiasa membersihkan tempatnya tanpa menunggu
paksaan dari pengurus. Beberapa Kendala lomba kebersihan seperti dana dan
waktu, akan terbayar dengan terciptanya suasana lingkungan desa yang bersih dan
nyaman, timbale balik yang didapatkan masyarakat adalah kesehatan mereka
sendiri, karena virus-virus penyakit yang biasa tumbuh ditempat yang kumuh
tidak akan ada dilingkungan desa kita.
Peran serta pengurus desa dalam pemantauan
kebersihan lingkungan yang telah dilakukan juga sangat mendukung para masyarakat
untuk menyadari bahwa menjaga dan merawat lingkungan adalah kewajiban yang
harus dilakukan. Pemberian sanksi bagi santri yang melanggar ateran seringkali
dianggap mudah oleh masayarakat. Sehingga sikap menyepelekan kebersihan
mengakibatkan hilangnya kemauan untuk bersih. Dengan cara lain, dengan melalui
pendekatan dan penjalasan kepadamasyarakat tentang pentingnya kebersihan akan
menambah kesadaran santri untuk memtuhi peraturan dan menjaga lingkungan.
Dengan demikian, terciptalah suasana masyaraakat
yang bersih dan nyaman, serta terhindar dari berbagai serangan penyakit, baik
penyakit menular ataupun penyakit yang tidak menular.
2.Perbabikan asupan nutrisi
Dalam konteks persebaran penyakit, konsep
asrama mendapatkan tantangan besar untuk meretropeksi, tentu bukan dengan
mengganti asrama dengan konsep indeks, yang satu kamar ditempati satu orang,
karena cara tersebut akan menimbulkan masalah baru, yakni ketersediaan lahan
dan dana. Namun yang harus dilakukan adalah menjaga kebersihan asrama serta
memperbaiki asupan giji yang kita makan.
Lingkungan yang kotor tersebut secara gradual juga menurunkan kesehatan
atau ketahanan tubuh. Sehingga santri mudah terserang penyakit. Belum
lagiperbandingan antara asupan nutrisi para santri dan aktivitas yang dilakukan
sejak subuh hingga menjelang dini hari.
Padatnya kegiatan kadang tidak di imbangi dengan asupan nutrisi yang
cukup sehingga kondisi tubuh tidak fit. Padahal persebaran influenza selain
karena kontak langsung dengan penderita, dimungkin kan karena daya tahan tubuh
yang sedang menurun.
Perbaikan asupan nutrisi dilakukan sendiri oleh para masyarakat karena
tidak ada aturan yang membatasi makanan yang dikonsumsi masyarakat. Mengatur
pola makan dan menyeimbangkan menu makanan dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Jika menu makanan yang ada didesa kurang memenuhi kebutuhangizi, santri bisa membawa
bekal makanan penyeimbang dari rumah. Semboyan " Kebersihan Sebagian Dari
Iman" harus dilengkapi dengan dengan meningkatkan asupan makanan yang
bergizi, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh para santri. Agar berbagai
macam virus penyakit semacam flu babi tidak menyerang.
BAB 6
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisa pada bab 4, dan pembahasan pada bab
5. maka dapat diketahui bahwa:
1.
Penyebab
influenza yang telah menjadi pandemic adalah virus famili orthomyxoviridae, dan
penyebarannya sangat cepat dari pada daya tubuhnya.
2.
Santri
haruslah tetap tenang dan tidak panik menanggapi virus H1N1.yang harus
dilakukan adalah mewaspadai gejala virus influenza seperti
demam,pilek,letih,lesu,sakit tenggorokan,serta sesak nafas yang disertai mual.
3.
Pencegahan
virus H1N1 dipesantren dengan proteksi diri melalui menjaga makanan yang setiap
hari dikonsumsi agar daya tahan tubuh tetap fit, dan priteksi lingkungan dengan
menjaga kebersihan desa dan menyadari bahwa masarakat mempunyai kewajiban terhadap lingkungan desa
yang ditempati.
6.2
Saran
Setelah diperoleh kesimpulan dari
hasil penelitian. Maka peneliti memberikan saran-saran kepada berbagai pihak.
Antara lain:
1.
Pengurus
desa
Untuk meningkatkan kedisiplinan tugas dan tanggung
jawab sebagai panutan santri dalam mematuhi peraturan-peraturan desa. Dan lebih
ekstra dalam memberikan semangat kebersihan dan dalam pemantauan penjagaan
kebersihan desa yang telah dilakukan.
2.
Masyarakat
Untuk meningkatkan kesadaran terhadap perturan yang
dibuat demi kebaikan santri sendiri dan lebih menyadari bahwa lingkungan yang
ditempati perlu dijaga kebersihannya agar virus-virus penyakit termasuk flu
babi yang dianggap berbahaya itu tidak menyebar dilingkungan desa kita.
3.
Peneliti
selanjutnya
Di harapkan peneliti selanjutnya tidak mengulangi keterbatasannya atau
kekurang yang kami lakukan selama penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
·
Admiwarta.S, dkk. 1989. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
·
Rosidi. Imron. 2005. Ayo Senang Menulis Karya
Tulis Ilmiah. Jakarta:Media Pustaka
·
Forum Komunikasi Guru. 2007. Biologi SMA KelasX.
Surabaya: PT. Surya Jaya (kelompok Kompas GRAMEDIA)
LAMPIRAN
Virus babi
yang telah menyebar di dunia
Cara penularan flu babi